HANYA SEBUAH KATA

Renungan (Hamdalah)


SEGALA PUJIAN HANYA MILIK ALLAH

Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bagi-Nya pula pujian di akhirat.Dia-lah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (Qs.Saba’:1)
         
          Kalimat hamdalah merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah atas karunia nikmat yang telah diberikan kepada setiap hamba-Nya. Bahwa apapun kenikmatan yang kita dapatkan, yang lebih sering tidak terasa karena biasa, semua dikembalikan kepada Allah. Manusia hanyalah menerima, menemukan atau menggali kenikmatan yang sudah disiapkan Allah untuk segenap mahluknya. 

          Kalimat pujian hamdalah yang menjadi bagian dari surat al-fatihah [pembukan] dalam al-Qur’an, sering menjadi  ucapan refleksseorang mukmin manakala mendapatkan kenikmatan dan kebahagian yang dirasakan.Kalimat ini selengkapnya terdiri dari dua penggalan penting yang perlu kita pahami kembali, yakni pertama alhamdulillah, yang berarti segala puji bagi Allah, dan Rabbul‘alaminyang sering diartikan sebagai Tuhan semesta alam .

          Alhamdullilah, segala pujian [hanyalah] untuk Allah. Dia-lah yang paling berhak dipuji dan mencakuk segala pujian. Sementara tempat pujian bagi manusia walaupun itu diperlukan  terbatas untuk hal tertentu saja. Bahkan bisa jadi pujian bagi manusia tidak lain hanyalah menunjukan keserba terbatasan dan kelemahan yang dimilikinya. Dan ketika dalam diri seseorang kemudian  mengharapkan pujian dari yang lain, maka pada saat itu pulalah kelemahan diri yang baru menjadi tampak. Sebab dengan harapan pujian tersebut, pahala suatu amal kebaikan dapat menjadi sirna, sia-sia.

          Allah adalah Rabbul ‘alamin, yang Memiliki dan sekaligus menjadi Pemelihara alam semesta dengan segala mahluk di dalamnya. Dalam salah satu tafsirnya, Dr. Qurays Syihab menjelaskan bahwa Rabb berarti pendidik atau pemelihara yang aspeknya juga banyak menyentuh mahluk. Dijelaskan bahwa pengertian Rububiyyah [pemeliharan] mencangkup pemberian rizqi, pengampunan dan kasih sayang, juga amarah, ancaman,siksaan dan sebagaianya. Maka dalam setiap pengucap hamdalah harus sadar bahwa segala yang datang dari Tuhan selalu terpuji. Beberapa surat al-Qur’an diawali dengan kalimat ini. Firman Allah: ”Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bagi-Nya pula pujian di akhirat. Dia-lah yang Maha bijaksana lagi Maha Mengetahui. “(Qs.saba’:1), atau Firman-Nya :”segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada Hamba-Nya, al-Kitab (Al-qur’an) dan tidak membuat kebangkrutan atau kekurangan di dalamnya.(QS.Al-Kahfi : 1)

          Allah sebagai Rabb (pemeliharaan) semesta alam juga adalah sebagai buktiadanya Allah, yang telah menciptakan semuanya. Firman Allah :”Segala puji bagi Allah,pencipta langit dan bumi yang menjadikan malaikat-malaikat sebagai utusan-utusan yang mengurus berbagai macam urusan (di dunia dan akhirat) yang mempunyai sayap masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat…”(QS.fathir :1)

          Maka segala pujian itu hanyalah milik Allah, Rabb semesta alam. Alam merupakan bukti keberadaan Allah Sang Maha Pencipta.Dia pula yng menentukan hukum alam yang berlaku bagi segenap mahluk. Dialah yangMaha Mengetahui dan Maha Berkehendak,bahwa manusia adalah mahluk yang paling baik(sempurna) diantara segala mahluk. Allah yang Rahman (Maha pemurah)dan Rahim (Maha pengasih) mempersiapkan dunia dengan segala isinya adalah juga untuk manusia, agar darinya diperoleh manfaat dan manusia mampu menggali segala potensi didalamnya untuk kesejahteraan umat manusia, untuk membangun umat yang peradaban, agar mereka mampu menjadi rahmatan lil’alamin,rahmat bagi seluruh alam.

          Sebagaimana ucapan basmalah, ucapanhamdalah merupakan wujud keberadaan hati yang senantiasa mengingat Allah (dzikrullah)dalam setiap keadaan. Rasulullah SAW telah memberikan contoh mengucapkan hamdalah pada setiap kita merasakan kenikmatan atau anugrah dari Allah. Juga dalam setiap mengakhiri perbuatan yang baik seperti bangun tidur, selesai makan, setelah beraktifitas,setelah belajar, dan lainnya dalam setiap situasi dan kondisi. Dan apabila seseorang sering mengucapkan kalimat ini, maka dari saat ke saat dia akan selalu merasa berada dalam curahan rahmat dan kasih sayang Tuhan. Diaakan merasakan kebersamaannya dengan Tuhan, dimana pun berada. Kesadaran inilah yang akan mengantarkan kita kepada kekuatan dan kesabaran terhadap berbagai cobaan yang menimpa dirinya, sebagai ujian dari Tuhan.Maka ketenangan hidup insya Allah akan dia dapatkan.

          Pujian dapat dilakukan dengan tiga hal,yakni dengan lisan (qauli) melalui pengucapan dzikir, dengan perbuatan (fi’li) melalui ibadah ritual, dan dengan keadaan melalui qalbu dan akhlak ilahiyyah. Ucapan hamdalah merupakan ungkapan lisan rasa syukur pada Allah, yang tentu tidak sekedar lisan, tetapi perlu diiringi dengan syukur melalui perbuatan . Syukur yang banyak didefinisikan para ulama sebagai “menggunakan segala yang dianugrahkan Allah kepada nya sesuai dengan tujuan pencipta anugrah itu.” Maka hanya dengan mengetahui fungsi kenikmatan yang kita peroleh, yang mampu mewujudkan syukur yang sebenarnya.Pada akhirnya, sebagai menjadi pegangan kaum sufi, syukur sebagai pujian kepada Allah adalah tingkat akhir untuk mencegah terjerumusnya kepada kekufuran . Sebab sebaik apapun manusia jika pada akhirnya kembali kepada kekufuran adalah yang paling merugi.

          Tetapi dasar manusia, segala kelebihan yang dimilikinya justru kekurangan yang di tonjolkannya. Ketika potensi kebaikan yang mampu mengungkap kebenaran, malah potensi nafsu yang digunakan untuk melahirkan kejahatan. Akal yang diharapkan untuk mewujudkan manusia berilmu dan berpengetahuan, malah kebodohan yang dipilih menjadi landasan. Waktu sebagai modal kehidupannya hanyalah untuk kemalasan dan aktifitas yang mendatangkan kelalaian atau kefasikan. Diberikan kesempatan yang halal,justru hal-hal yang mengandung keharaman dibudayakan. Hanyalah yang beriman yang berusaha untuk mengemban segala amanah yang menghindari segala bentuk kerugian dalam kehidupan ini. Sebagaimana diungkap dalam firma-Nya :”Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali yang beriman, yang beriamal sholeh, saling menasehati dalam kebaikan dan saling menasehati untuk kesabaran .”(QS.Al-Ashr)

          Lantas bagaimana cara kita memberikan pujian kepada orang lain? Tentunya harus sesuai dengan tempatnya dan tidak berlebihan.Rasulullah SAW pernah bersabda :”Apabila kalian melihat orang-orang yang suka memuji (menjilat) maka hamburkanlah segenggam pasir ke muka mereka . “(HR.Muslim dari Al-Miqdad r.a)

          Pujian dapat diberikan kepada orang lain apabila tidak berdampak negative bagi yang dipujinya, setidaknya dengan memperhatikan hal : bahwa pemberian pujian tidak berlebihan,tidak menimbulkan kesombongan atau riya‘,dan tidak mengandung dusta-kebohongan atau basa basi yang justru dapat menipu dan menjerumuskan seseorang pada perbuatan yang tidak pada tempatnya. Suatu ketika Nabi SAW mendengar seseorang laki-laki sedang memuji seorang laki-laki lainnya dengan cara yang berlebih-lebihan, maka ia pun berkata ;”apakah kau hendak membinasakan atau memutuskan belakang orang ini?”

          Pujian hanya layak diberikan kepada seseorang yang dengannya dapat memberikan manfaat , sementara di dalamnya mengandung unsur kebaikan dan keindahan, perbutan secara sadar, dan tidak terpaksa. Jika salah satu tidak dimiliki maka sebaiknya tidak memberikan pujianya. Sementara ketiganya di miliki Allah SWT. Sebagai Tuhan yang Maha Indah MahaBerkehendak terhadap segala sesuatu tanpa sedikit pun tekanan dari makhluk. Dialah Allah,Tuhan yang Maha Mengetahui dan yang memiliki segala ilmu. Firman-Nya:”Dia-lah yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya.”(Qs.As-Sajdah:7)
          Imam Nawawi menyimpulkan tentang pujian yang diberikan kepada seseorang , jika langsung berhadapannya, sebagai berikut :”jika yang dipuji itu diketahui mempunyai iman yang sempurna, memiliki keyakinan yang baik,latihan rohani yang cukup dan ma’rifat yang sempurna yang dapat diraba tidak akan diperdaya, tidak akan menjadi fitnah baginya pujian itu dan tidak goyang jiwa olehnya, maka pujian itu tidak diharamkan. Jika dirasakan takut akibat pujian itu terjadi hal tersebut maka teramat makhruk hukumnya memuji seseorang.”

          Pujian yang baik adalah yang dapat memperteguh keimanan serta membangkitkan amal ibadah yang lebih baik bagi dirinya. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda kepada Ali R.a:” apakah kau tidak suka mendapatkan tempat daripadaku sebagaimana Harun mendapatkan tempat kembali (manzilah)disisiMusa.” Sedangkan kepada Muazin Bilal ra,Beliau s.a.w mengatakan:”aku mendengar kedua terompahmu (sandalmu) di surga.” tetapiRasul saw juga pernah bersabda:”saya adalah orang yang paling alim ma’rifat kepada Allah dan paling takwa diantara kalian.” berbagai pertanyaan Rasulullah tersebut menunjukkan pujian kepada orang yang memang layak untuk mendapatkanya, dan yang terpenting terlihat adanya unsur positif yang mampu membangkitkan keimanan.

          Allah berfirman:”maka jangan kamu mengatakan dirimu suci…”(Qs.An-najm:32). Sungguh tidaklah patut manusia menonjolkan kelebihannya dengan kesombongan. Sebab tiada manusia yang sempurna, yang suci atau serba bisa. Yang ada adalah antara satudengan lainnya diharapkan untuk saling mengisi dan melengkapi, sehingga setiap potensi diri dan kemauannya menjadi bermanfaat. Kalau pun mengungkap kelebihan yang ada pada diri kita adalah sebatas kepentingan saja, yang jauh dari sifat kesombongan atau riya. Dalam al-qur’an nabiYusuf AS pernah berkata:”jadikanlah aku bendaharawan Negara(mesir), sesunggunya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan.”(Qs.yusuf:55). Sementara nabiSyu’aib as mengatakan :”…dan kamu insya allah mendapati diriku termasuk diantara orang-orang yang soleh.”(Qs:28.27)

          Apapun kebaikan yang dimiliki manusia,menyangkut sifat, rupa, perilaku, produktifitas,dan sebagainya, maka semuanya dari Allah.Manusia hanyalah menemukan apa yang telah di siapkan Sang Mencipta, dan itupun haruslah dengan ilmu dan pengetahuannya yang juga telah diberikan Allah kepadanya, yang tetap saja masih serba terbatas itu. Seorang yang mendapat pujian, maka itupun dikembalikan kepada Allah, firman-Nya:”Dan tunduklah semua muka dengan rendah diri kepada yang MahaHidup kekal lagi Maha Pemelihara.”(Qs20:111)-Wallohua'lam-.




Sumber :  http://asepdadan-10.blogspot.co.id/2015/03/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_7.html?m=1   


Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW NOVEL

Ketakutan seorang gadis